Pembangunan
Pembangunan sebagai
upaya yang dilakukan manusia secara sadar dan terencana, merupakan fenomena
yang menarik untuk diikut, dipelajari, dipahami, dan dikritisi dalam
perjalanannya. Sebab, pembangunan sebagai suatu “konsep” ia sesungguhnya sarat
akan “nilai” yang dikandungnya (value added)
Pertanyaan awal
yang saya ajukan adalah : mengapa perlu pembangunan ? khususnya di negara yang
dikenal dengan konotasi “berkembang” ? suatu hal yang melatarbelakangi adalah
adanya suatu fenomena, dimana perekonomian di negara berkembang cenderung
relatif tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju. Dengan
ketertinggalannya tersebut, kemudian akan diatasi melalui pembangunan. Oleh
Todaro (1987), dipaparkan tentang ciri-ciri umum perekonomian negara
berkembang, diantaranya :
1.
Standar hidup yang
rendah
2.
Produktivitas yang
rendah
3.
Tingkat pertumbuhan
penduduk dan beban ketergantungan yang tinggi
4.
Tingkat
pengangguran yang tinggi dan meningkat terus serta kekurangan pekerjaan
5.
Sangat tergantung
pada produksi pertanian dan barang ekspor primer
6.
Dominasi,
ketergantungan dan kepekaan yang besar dalam hubungan internasional
Kondisi
perekonomian tersebut, yang menjadikan fenomena kemiskinan menjadi ciri yang
menonjol di banyak negara berkembang yang sudah barang tentu bisa dijelaskan
secara teoritis tentang faktor determinan mengapa kemiskinan itu terjadi dalam
konteks masing-masing negara dengan menggunakan pendekatan struktural maupun
kultural.
Thesis menarik,
dikemukakan oleh Rganar Nurske (1973) yang mengemukakan bahwa “the country is
poor, because it is poor”. Baginya kemiskinan yang terjadi karena negara yang
bersangkutan terbelenggu dalam lingkaran setan (tidak berujung pangkal)
Kondisi itulah yang
kemudian akan diatasi melalui kegiatan pembangunan yang didasarkan pada konsep
dan pengertian yang dikemukakan oleh banyak pakar dengan berbagai perspektif.
Dibawah ini akan saya paparkan beberapa konsep dan definisi tentang
pembangunan.
Definisi
pembangunan
Pembangunan
dirumuskan sebagai proses perubahan yang terencana dari suatu situasi nasional
yang satu ke situasi nasional yang lain yang dinilai lebih tinggi (Katz : 1971
dalam Moeljarto, 1987). Makna tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan
menyangkut “proses perbaikan” sebagaimana dikemukakan oleh Dudley Seers (The
Meaning of Development 1973). Sedangkan Todaro (1987), mengemukakan pembangunan
harus diartikan atau dimaknai lebih dari sekedar pemenuhan materi di dalam
kehidupan manusia. Pembangunan seharusnya merupakan proses multidimensi yang
meliputi perubahan organisasi dan orientasi dari seluruh sistem sosial dan
ekonomi (p.614). bagi Todaro (2000), pembangunan harus memenuhui 3 (tiga)
komponen dasar yang dijadikan sebagai basis dan pedoman praktis, yaitu :
1.
Kecukupan
(sustainance) memenuhi kebutuhan pokok
2.
Meningkatkan rasa
harga diri atau jati diri (self-esteem), serta
3.
Kebebasan (freedom)
untuk memilih
Sementara itu,
Amartya-Sen peraih nobel ekonomi 1998 mengemukakan bahwa pembangunan seharusnya
merupakan proses yang memfasilitasi manusia untuk mengembangkan sesuatu yang
sesuai dengan pilihannya (development as
a process of expanding the real freedom that people enjoy)
Oleh karenanya,
UNDP mendefinisikan pembangunan khususnya pembangunan manusia sebagai suatu
proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk (a process of enlarging
people’s choice) dan penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate
end) bukan alat, cara atau instrumen pembangunan.
Sehingga secara
fisiologis, dapatlah dikemukakan bahwa proses pembangunan dapat diartikan upaya
yang sistematik dan berekesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat
menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga
yang paling humanistik(lihat Eman,dkk 2009)
Berbagai definisi
tersebut, pada gilirannya akan dan telah menimbulkan berbagai dilema yang
melekat pada konsep tentang pembangunan terkait dengan bagaimana konsep/teori
tersebut diimplementasikan dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai suatu
negara bangsa (nation state).
Oleh karenanya
untuk memahami berbagai teori/konsep pembangunan tersebut perlu untuk dipahami
tentang beberapa pendekatan dalam pembangunan (ekonomi) diantaranya yaitu :
1. Pendekatan sosial budaya dalam masalah pembangunan.
Pendekatan ini menonjolakn tata sosial budaya di masyarakat negara berkembang
sebagai dimensi yang lebih penting daripada perilaku ekonomi golongan
masyarakat.
2. Pendekatan neo-marxis dan aliran “dependencia”.
Pendekatan ini berpangkal pada teori nilai surplus berdasarkan pemerasan
terhadap tenaga kerja dan dialektika sebagai faktor dinamika dalam gerak
perkembangan keadaan.
3. Pendekatan strukturalisme. Pendekatan ini memandang bahwa
pembangunan ekonomi adalah suatu proses peralihan (transisi) dari tingkat
ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju ke tingkat ekonomi yang lebih
maju.
Teori Modernisasi :
Perspektif Arief Budiman
Muncul sebagai
upaya :
1. Amerika Serikat untuk memenangkan perang ideologi melawan
sosialisme
2. Untuk membangun negara-negara Eropa pasca Perang Dunia II
3. Istilah modernisasi merupakan gerakan sosial yang
bersifat revolusioner, kompleks, dan sistematik
Beberapa Teori
Modernisasi
1. Harrord – Domar
·
Dicetuskan oleh
Evsey Domar dan Roy Harrod
·
Pertumbuhan ekonomi
ditentukan oleh tabungan dan investasi, dengan rumus :
∆Y = s
Y k
∆Y = GNP
Y
s = rasio tabungan nasional, presentase atau bagian
output nasional yang selalu ditabung
k = rasio modal output, modal yang dibutuhkan untuk
menghasilkan GNP
·
Berdasarkan rumus
tersebut Harrod Domar berpendapat bahwa masalah pembangunan pada dasarnya
merupakan masalah menambahkan investasi modal
·
Prinsip dasar :
kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah utama pembangunan
2. Walt W. Rostow
·
Teori Pertumbuhan
Tahapan Linear (linear-stages of growth.mcdels)
·
Buku : The Stages
of Economic Growth : A Non Communist Manifesto (1960)
·
Pembangunan
dikaitkan dengan perubahan dari masyarakat agraris dengan budaya tradisional ke
masyarakat yang rasional, industrial dan berfokus pada ekonomi pelayanan.
Tahapan Linear W.W Rostow
1)
Masyarakat
Tradisional
·
Berdasarkan
pertanian
·
Ilmu pengetahuan
masih belum banyak dikuasai
·
Dikuasai
kepercayaan tentang kekuatan-kekuatan di luar manusia
·
Masyarakat
cenderung bersifat statis, dalam arti kemajuan berjalan sangat lambat
·
Produksi digunakan
untuk konsumsi, tidak ada invsetasi.
2)
Prakondisi untuk
Lepas Landas
·
Campur tangan dari
luar menggoncangkan masyarakat tardisional, sehingga muncul ide pembaharuan.
Misalnya : dibukanya armada AL AS di Jepang.
·
Usaha untuk
meningkatkan tabungan masyarakat terjadi, dimana tabungan tersebut dimanfaatkan
untuk sektor-sektor produktif yang menguntungkan. Misalnya : pendidikan
3)
Lepas Landas
·
Tersingkirnya
hambatan proses pertumbuhan ekonomi
·
Tabungan dan
investasi yang efektif meningkat dari 5 % - 10 %
·
Pertanian menjadi
usaha komersial untuk mencari keuntungan, tidak hanya untuk konsumsi.
·
Industri baru
berkembang pesat, dimana keuntungan dari industri tersebut ditanamkan kembali
ke pabrik baru.
4)
Bergerak ke
Kedewasaan
·
Teknologi diadopsi
secara meluas
·
Pada tahap ini
negara memantapkan posisinya dalam perekonomian global, barang yang tadinya
impor diproduksi sendiri
·
Tabungan dan
investasi yang efektif meningkat antara 10% - 20 %
5)
Konsumsi Massal
yang Tinggi
·
Konsumsi tidak lagi
terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup tapi meningkat ke kebutuhan yang
lebih tinggi
·
Perubahan orientasi
produksi dan kebutuhan dasar menjadi kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang
konsumsi tahan lama
·
Surplus ekonomi
tidak lagi digunakan untuk investasi tetapi digunakan untuk kesejahteraan
sosial
·
Pada tahap ini
pembangunan sudah berkesinambungan.
3. David McClelland
·
Buku The
Achievement Motive in Economic Growth
·
Teori : Need for
Achiement (n-Ach)
·
Keinginan untuk
kebutuhan berprestasi bukan sekedar untuk mendapatkan imbalan tetapi juga
kepuasan
·
Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi didahului oleh n-Ach yang tinggi.
4. Max Weber
·
Buku : “The
Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism”
·
Buku tersebut
mencoba menjawab mengapa beberapa negara Eropa dan AS mengalami kemajuan
ekonomi pesat di bawah sistem kapitalisme.
·
Hasil analisis :
salah satu penyebab utamanya adalah “etika protestan”
·
Etika protestan :
ü Lahir melalui agama protestan yang dikembangkan oleh
Calvin
ü Keberhasilan kerja di dunia akan menentukan seseorang
masuk surga/neraka
ü Berdasarkan kepercayaan tersebut kemudian mereka bekerja
keras untuk menghilangkan kecemasan. Sikap inilah yang diberi nama “etika
protestan”
·
Konsep etika
protestan akhirnya menjadi konsep umum yang tidak dihubungkan lagi dengan
agama.
·
Robert Bellah
melakukan penelitian agama Tokugawa dan menemukan nilai yang sama.
5. Bert F. Hoselitz
·
Karyanya “Economic
Growth and Development Noneconomic Factors in Economic Development”
·
Membahas
faktor-faktor non ekonomi yang ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi
lingkungan”
·
Kondisi lingkungan
maksudnya adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yang terjadi dalam
bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
·
Pembangunan
membutuhkan pemasokan 2 unsur :
ü Pemasokan modal besar dan perbankan
Ø Perbankan dibutuhkan agar pengalaman abad ke – 19 di
Cina, yaitu surplus ekonomi yang dikorupsi oleh pejabat untuk pembelian tanah.
ü Pemasokan tenaga ahli dan Terampil
Ø Tenaga yang dimaksud adalah tenaga kewiraswastaan,
administrator profesional, insinyur, ahli ilmu pengetahuan, dan tenaga
manajerial yang tangguh.
Ø Menekankan pada tenaga kewiraswastaan, yaitu tenaga yang
mendapatkan pekerjaan sendiri.
Ø Menekankan masyarakat yang mayoritas dan minoritas,
kelompok minoritas akan mencari posisi dengan mencari kekayaan dengan cara
wirausaha
Ø Kelompok minoritas itu mengalami proses anomie
Ø Anomie : kehilangan pegangan nilai.
·
Menekankan pada
adanya lembaga yang menopang seperti lembaga pendidikan, perbankan, mobilisasi
modal, dsb.
6. Alex Inkeles dan David H. Smith
·
Buku : Becoming
Modern
·
Ciri – ciri manusia
modern :
v Keterbukaan terhadap pengalaman dan ide baru
v Berorientasi ke masa sekarang dan masa depan
v Punya kesanggupan merencanakan
v Percaya bahwa manusia bisa menguasai alam
·
Menemukan bahwa
pendidikan 3 kali lebih kuat untuk mengubah manusia dibandingkan yang lainnya
berbeda dengan Weber dan McClelland pendapat Inkeles dan Smith didasarkan pada
penelitian.
·
Berpendapat bahwa
faktor pengalaman kerja di lembaga kerja yang modern dapat mengubah manusia
tradisional menjadi manusia modern.
Rangkuman 6 Teori
Modernisasi (Perspektif Arief Budiman)
Penyediaan modal
untuk investasi
|
Harrod – Domar
|
Aspek psikologi
individu
|
McClelland
|
Nilai – nilai
budaya
|
Weber
|
Lembaga – lembaga
Sosial dan Politik
|
-
Rostow
-
Hoselitz
|
Lingkungan
Material
|
Inkeles dan Smith
|
Teori
Ketergantungan (1)
Teori Struktural :
Menekankan
lingkungan material manusia. Yakni organisasi kemasyarakatan beserta sistem imbalan-imbalan material yang diberikannya, perubahan-perubahan pada lingkungan material manusia termasuk perubahan-perubahan teknologi. Ini dianggap sebagai faktor yang lebih penting daripada keadaan psikologi dan nilai kemasyarakatan yang ada dalam mempengaruhi tingkah laku manusia. (Budiman:42)
Para pendukung teori struktural :
1.
Hans Singer
·
International division of labor mengakibatkan negara-negara berkembang memproduksi dan mengekspor bahan-bahan mentah ke negara-negara maju (pusat), sementara negara-negara pusat tersebut memproduksi produk-produk manufaktur.
·
Kenyataan menunjukan bahwa nilai tukar kedua
komoditas selalu merosot, dengan kerugian di tanggung oleh negara-negara berkembang yang akhirnya menjadi negara-negara pinggiran.
·
Mendukung proteksi untuk pengembangan industri-industri rakyat didalam negeri dan menolak
perdagangan bebas.
·
Pelaksanaan kebijakan redistribusi pendapatan didalam negeri.
2.
Joan Robinson
·
Pencetus pemikiran bahwa indutrialisasi di
negara-negara berkembang harus berlandaskan
realitas sosial di negara-negara berkembang tersebut.
·
Sektor pertanian adalah induk pembangunan dan sektor industri adalah motor pembangunan (offshoot
dari sektor pertanian)
·
= Singer, bahwa perdagangan bebas hanya akan
menjerumuskan negara-negara berkembang.
3.
Gunnar Myrdal
·
Thesis : Cumulative causation, yaitu : hubungan ekonomi antara negara-negara maju dan yang belum maju telah menyebabkan ketimpangan
dalam hal pendapatan/kapita
Teori struktural menyatakan :
• Kemiskinan
dilihat terutama disebabkan oleh faktor-faktor eksternal/bekerjanya
kekuatan-kekuatan luar yang menyebabkan gagalnya negara tersebut melakukan
pembangunan.
• Struktur perekonomian
dunia yang bersifat eksploitatif; yang kuat memangsa yang lemah.
• Surplus dari negara-negara yang sedang berkembang mengalir ke negara maju. (Budiman:41-42)
Penyebabnya :
· Kemajuan iptek, kehadiran
pasar yang luas, konsentrasi modal
keuangan di negara-negara maju.
· Di negara-negara berkembang, tabungan
rendah, kesehatan penduduk buruk, tidak berkembangnya industri
rakyat.
· Menurut Myrdal perlu
reformasi sosial untuk merubah kondisi di negara-negara yang belum maju melalui
redistribusi aset ekonomi (kepemilikan tanah, saham, penyediaan akses
pendidikan, kesehatan dan fasilitas kredit)
4.
Sentuhan yg Mematikan dan Kretinisme (Paul Baran)
·
Seorang pemikir Marxis yang menolak pandangan Marx tentang pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga.
·
The Political Economy of Growth, 1957,(dampak
kolonialisme di India); sentuhan negara-negara maju terhadap negara-negara pra-kapitalis berakibat pada terhambatnya kemajuan dan akan mengalami keterbelakangan terus menerus. Hal ini berbeda dengan pandangan Marx
Negara-negara pinggiran mengalami
kretinisme, mengapa? Karena berkembangnya kapitalisme di negara-negara maju. Kapitalisme
berkembang karena :
ü Meningkatnya produksi dikuti dengan tercabutnya masyarakat petani dari pedesaan.
ü Meningkatnya produksi komoditi dan terjadinya pembagian kerja mengakibatkan sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.
ü Mengumpulnya harta di tangan para pedagang dan tuan tanah.
ü Hadirnya kekuatan asing dalam bentuk modal yang kuat masuk ke negara-negara Dunia Ketiga, membuat surplus yang terjadi di ambil oleh negara-negara kapitalis. Sehingga yang terjadi adalah penyusutan modal.
Penyusutan modal?
- Kelas tuan tanah di
pedesaan; produsen hasil pertanian yang kemudian di ekspor.
- Kelas pedagang, yang dengan masuknya kekuatan asing
berhubungan dengan orang-orang asing
ini.
- Kaum industrialialis
yang memproduksi komoditi industri.
- Orang asing dengan modalnya yang kuat merupakan komponen yang baru dalam dunia perekonomian negara. (paparan R. Prebisch & P. Baran disarikan)
T. Ketergantungan (2) :
Teori Ketergantungan :
Negara-negara pinggiran yang pra kapitalis mempunyai dinamika sendiri yang bila tidak disentuh oleh negara-negara kapitalis, akan berkembang secara mandiri. Karena sentuhan negara-negara kapitalis, perkembangan negara-negara pinggiran menjadi terhambat (kretinisme).
Industri substistusi impor (Raul Prebisch)
•
Seorang ekonom liberal,
direktur Economic Commision for Latin America (ECLA), mantan presdir Bank
Sentral Argentina 1935-1943.
•
1950 muncul karyanya The Economic Dev of
Latin America and its Principal Problems, dianggap karya pertama teori
ketergantungan (Manifesto ECLA) :
•
Kritikan Prebisch :
sistem pdagangan internasional yang bebas.
Hambatan
industrialisasi, dan karena itu juga hambatan terhadap pembangunan
disebabkan
oleh faktor-faktor eksternal.
T. Keunggulan Komparatif à T. Pembagian Kerja Scr
Internasional à Spesialisasi produksi à 1.2 à 1.Negara-negara pusat menghasilkan barang industri à 2.Neg2
pinggiran memproduksi hasil-hasil pertanian à Penurunan nilai tukar
komoditi pertanian terhadap komoditi brg industri.
Defisit neraca perdagangan pada negara-negara pinggiran, yang semakin lama semakin besar.
Thesis Prebisch (Lanjutan)
Pendaptan yang meningkat tidak menaikan konsumsi makanan,
melainkan barang-barang industry. Anggaran negara pinggiran yang digunakan untuk mengimpor barang-barang industri dari negara pusat akan semakin meningkat, sementara itu pendapatan dari hasil ekspor relatif tetap.
negara-negara industri sering
melakukan proteksi terhadap hasil pertanian mereka, sehingga sulit bagi negara-negara
pertanian
melakukan ekspor.
Kebutuhan akan bahan mentah dapat dikurangi sebagai akibat penemuan-penemuan teknologi. Kenaikan pendapatan di negara-negara pertanian akan menaikan permintaan barang-barang
industri
tetapi tdk berlaku sebaliknya. Tingkat upah buruh yg
meningkat akan mnaikan hrg jual brg industri.
keterbelakangan di negara-negara Amerika Latin tetap berlangsung karena negara-negara ini terlalu mengandalkan ekspor
barang-barang primer” (tesis
Prebisch-Singer)
Bila mau membangun dirinya, negara-negara yang terbelakang harus melakukan
industrialisasi; dimulai dengan industri substitusi
impor.
Pemerintah perlu memberikan proteksi pada industri dalam negeri yang masih bayi.
Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam proses industrialisasi
ini supaya negara terbebas dari rantai keterbelakangan. Tetapi tidak dianjurkan pelaksana ekonomi
terpimpin/liberal.
Eksternal pasar dipertahankan, tetapi melalui arahan dari negara.
Pembangunan Keterbelakangan (Andre Gunder Frank)
•
Seorg ekonom Amerika yang bekerja di ECLA bersama
R.Prebisch. karyanya : Capitalism & Underdevelopment in Latin America (1967),
“kapitalisme baik yang global maupun nasional
adalah faktor yang telah menghasilkan keterbelakangan di masa lalu & akan terus mengembangkan keterbelakangan di masa skrg.”
•
Konsep yg dikembangkan Frank : Negara pusat (metropolis), negara pinggiran (satelit).
•
Hubungan politis antara modal
asing dengan kelas-kelas yang berkuasa di negara-negara satelit.
Tiga komponen utama :
- Modal asing
- Pemerintah lokal di
negara-negara satelit
- Kaum borjuasi
Ciri-ciri perkembangan kapitalisme satelit :
•
Kehidupan ekonomi yang tergantung
•
Terjadinya kerjasama antara modal asing dengan kelas-kelas berkuasa di negara-negara satelit.
•
Terjadinya ketimpangan antara yang kaya (kelas dominan yang melakukan eksploitasi) dan
yang miskin (rakyat yang dieksploitasi).
Theotonio Dos Santos
Ketergantungan :“suatu keadaan dimana negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan
ekspansi
dari negara-negara lain, dimana negara-negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja”.
Tiga bentuk ketergantungan :
- Ketergantungan kolonial;
dominasi politik, hub eksploitatif.
- Ketergantungan finansial-industrial;
secara politis merdeka, penguasaan dalam bentuk
finansial & industrial.
- Ketergantungan
teknologi-industrial; penguasaan melalui
monopoli teknologi.
Hambatan industrialisasi pada negara pinggiran :
- Kesulitan negara-negara tersebut mendapatkan valuta
asing (untuk industrialisasi) sebagai akibat turunnya harga riil komoditi
primer.
- Neraca perdagangan
defisit; nilai tukar yang menurun, penguasaan sektor
ekonomi yang dinamis oleh modal asing,
pinjaman luar negeri.
- Monopoli teknologi.
TEORI PASCA
KETERGANTUNGAN :
PERKEMBANGAN BARU
• Perspektif penting yang diberikan oleh teori
struktural/teori ketergantungan adalah aspek eksternal yang berpengaruh besar
terhadap pembangunan suatu negara.
• Teori ketergantungan mendapatkan banyak kritik setelah melihat
kenyataan empirik bahwa negara-negara pinggiran mengalami kemajuan pembangunan.
Suatu hal yang dianggap tidak mungkin oleh teori ketergantungan.
• Kritikan-kritikan tersebut memunculkan teori-teori baru.
1)
Teori Liberal
·
yang mengkritik Teori Ketergantungan.
·
Gejala
ketergantungan tidak hanya pada negara-negara
yang ekonominya tergantung, tapi juga pada negara-negara yang ekonominya
maju.
·
“Baik
dominasi maupun ketergantungan merupakan
gejala yang umum di setiap negara (Sanjaya Lall;1975) ex : Canada, Belgia & India
Pakistan.
·
Bagi penganut Teori
Liberal, yang penting dalam
pembangunan adalah :modal dan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
·
Kekurangannya adalah
kurang memperhatikan faktor politik dan struktur
sosial lokal yang
dapat mempengaruhi
modal.
Ex : tentang
kesenjangan pendapatan. Simon Kusnetz menyatakan : kesenjangan pendapatan
merupakan gejala peralihan. Artinya kesenjangan akan hilang seiring majunya
perekonomian. Hal ini terbantahkan oleh beberapa studi di negara berkembang.
2) TEORI
BILL WARREN
·
Asumsi : Perkembangan
kapitalisme di setiap negara adalah sama dan akan terus berkembang sampai
mencapai titik jenuh.
·
Setelah mencapai titik
jenuh maka kapitalisme akan berubah menjadi sosialisme.
• Teori Warren : Negara pinggiran dapat
berkembang dan melakukan pembangunan secara mandiri seperti halnya negara pusat.
3) TEORI
ARTIKULASI
·
Dikembangkan oleh
antropolog Perancis Claude Meillassouux dan Pierre Philippe Rey.
• Disebut juga teori yg memakai pendekatan cara produksi (mode
of production). Ex : Cara produksi kapitalis, cara produksi feodal
• Jika dalam masyarakat beberapa cara produksi ada
bersamaan inilah yg disebut : formasi sosial (dasar dari teori artikulasi)
• Dengan demikian , TEORI
ARTIKULASI menyatakan bahwa : keterbelakangan
di negara dunia ke-3 disebabkan kegagalan kapitalisme berfungsi secara murni,
sbg akibat dr ada nya cara produksi lain yg jg dominan di negara tersebut atau Kombinasi unsur-unsur (artikulasi) kapitalisme
tidak efisien
4) TEORI
SISTEM DUNIA (Immanuel wallerstein)
·
Asumsi : bahwa sistem yang ada saat ini adalah
merupakan gabungan dari sistem-sistem mini yang
ada (world empire). Sistem ini membantu menggerakkan pembangunan di
dunia ke-3
• Wallerstein
membagi tiga kelompok negara :
1)
Negara pusat,
2)
negara setengah-pinggiran,
3)
negara pinggiran (adopsi dari teori
ketergantungan)
Strategi untuk naik kelas:
1. Merebut kesempatan yang datang
2. Naik kelas melalui undangan
3. Kebijakan dalam negeri untuk
memandirikan negara.
MODEL PEMBANGUNAN BARU
(ALTERNATIF MODEL PEMBANGUNAN)
1.
Pembangunan yang
mandiri
•
Konsep ini mengandung
arti bahwa setiap masyarakat pada dasarnya mengandalkan kekuatan dan sumber
dayasendiri (SDM, SDA dan kekuatan budaya)
•
Merupakan antitesis
dari “ketergantungan”.
•
“Kemandirian”
merupakan jalan keluar thd kesenjangan yg disebabkan oleh interaksi.
2.
Pembangunan Berwawasan
Lingkungan (Eco developmental)
•
Ide pembangunan ini
didasari keprihatinan mengenai kelangkaan sumberdaya alam. Kelangkaan
sumberdaya alam menjadi penyebab konflik antar manusia dalam satu negara maupun
antar negara.
•
Pengalaman menunjukkan
tidak mudah memadukan ekologi dan pembangunan.
Namun harus mulai dipikirkan
memasukkan factor ekologi dalam menyusun strategi pembangunan.
3.
Pembangunan Berwawasan etnis (Ethnodevelopment)
•
Strategi ini didasari
pemikiran pengembangan potensi dari berbagai kelompok etnis yang berbeda untuk
menghindari perseteruan.
•
Strategi pembangunan
ini dalam kerangka pluralisme cultural. Berbagai komunitas yang berbeda dalam
masyarakat memiliki adat istiadat yang unik serta system nilai yang berbeda.
Sehingga konsep pembangunan ini merupakan bentuk perlindungan terhadap hak-hak
budaya, religious, dan bahasa.
•
Berbagai masalah dapat
muncul akibat pluralism cultural ini, diantaranya perebutan sumberdaya
alam yang langka, ketidakseimbangan regional, masalah distribusi, bursa tenaga
kerja, dll.
Daftar
pustaka :
A Prasetyantoko, Setyo
Budiantoro dan Sugeng Bahagijo. 2012. Pembangunan Inklusif. Prospek dan
Tantangan Indonesia. LP3ES. Jakarta
Ernan Rustiadi, Sunsun
Saefulhakim, dan R. Diah Panuju. 2009. Perencanaan pengembangan Wilayah.
Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Michael P. Todaro. 1987.
Economic Development in the Third World. New York dan London : Longman
Moeljarto T, 1987. Politik
Pembangunan. PT Tiara Wacana. Yogyakarta
Ragnar Nurske. 1973. Some
International Aspect of The Problem of Economic Development, The Economics of
Under Development. London : Oxford University Press
Sumitro Djojohadikusumo. 1994.
Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
Pembangunan. Penerbit PT Pustaka LP3ES. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar